Search

Friday, March 29, 2013

PENINGGALAN SOSIAL BUDAYA GARUT



1.BABANCONG
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizDmVKNb9EADIr_DtCJVdoJsa_3WyfdU4tGBk-JkJy-r4Y4-gw94WQLBDN2XGHjKMvdWmearGLysaZ6e1E8b5mq0t1ckr_KoG6PiJI6nbhBeKFPgazD72xDrwTRSpz_qAuBFwBldk-kaI/s320/dsc04040.jpg
Barangkali tidak banyak orang yang memperhatikan terhadap tempat atau bangunan serta kuliner sekalipun yang memang sudah berusia cukup lama mencapai puluhan tahun betah tinggal di Kota Garut, mempertahankan ciri khasnya. Tempat  tempat lama ini, mungkin menjadi kenangan bagi warga Garut yang sudah berada di perantauan begitu lama serta sesekali berkunjung ke kampung halamannya di Garut menjadikan sebuah tempat kunjungan khusus yang penuh memori.  
Misal, bangunan monumental Babancong, kono hanya tinggal dua di Jawa Barat ini, yaitu Garut dan Pandeglang. Bangunan peninggalan  sejarah itu di Garut tetap berdiri menghadap lapang Otista dan kerap dipakai dalam satu upacara kenegaraan oleh Pemerintah daerah setempat.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEid-F0hC9xOkR4891flTPgBfB-cYy32sAC31IyqYBNZcW8dHdKd6DnbQDTgS6wcMbFMkpf1UnGmp2N02UCAgkfajqAeC-sy5czj3FUJ4lkyBQOUxcUkQCejksHhS35SoSdl9SE2ykJv3TE/s320/han1.JPG
Kemudian, rumah penjara yang berada pas di bagian Timur Babancong, juga sama bangunan tempat menampung orang jahat tersebut dibangun oleh pemerintahan colonial Belanda puluhan tahun lalu mungkin sudah mencapai satu abad usianya. Walau bangunan ini bagian depannya sudah tidak utuh lagi karena direnovasi oleh  Departemen Kehakiman, saat itu disesuaikan dengan kebutuhan. Tetapi sebagian besar masih asli.

Gedung bioskop “ Odeon “, yang sejak puluhan tahun lalu diubah namanya menjadi Cikuray, sama merupakan bangunan lama yang peruntukannya tidak berubah yaitu gedung bioskop tempo  doeloe, ketika film masih bisu. Konon berdasarkan ceritera orang tua, di gedung bioskop ini, seniman  seniman local yang biasa bermain musik tersalurkan serta menjadi hajat hidup mereka sehari  hari. Karena, film bisu hanya diiringi oleh musik secara “ live “ yang dibawakan oleh para seniman lokal itu. Sudah barang tentu, lagu serta iramanya harus disesuaikan dengan alur ceritera. Sementara kini keadaan gedung bioskop Odeon itu, beralih fungsi menjadi tempat futsal, billiard serta cape untuk bagian dalamnya dan luarnya sudah dijadikan took busana. Tetapi secara keseluruhan kondisi bangunan masih utuh.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEwenWGGGBpK9sDIYlQ-AvA_mQX-Kp-MfHKeGwmzH0BGFoYn1gbqNNwqgpLn9aqsyfMe5xbd391l70mdjfRVY1mDXXOJx86AnjRUeZc6DAWwLa90sfmjSsqKvcxe7vaRZdpiOP9Gcg1hw/s320/KantorDisbudparKab.Garut.jpg
Gedung Dinas Pariwisata, ini juga sama peninggalan jaman dulu, dimana asalnya sebagai tempat tinggal. Kondisi bangunan ini sama sekali tidak dirubah oleh pemerintah daerah dibiarkan seperti aslinya. Sedang penambahan bangunan baru dibuat disisi utara dan belakang. Namun pada prinsipnya gedung bersejarah ini tetap berdiri kokoh dan masih digunakan.

Tempat kuliner yang masih bertahan di Garut, diantaranya rumah makan “ Enjon “, yang kini berganti nama menjadi Wan Sa Min. Rumah makan khas sunda ini telah ada sejak jaman colonial Belanda, tetapi entah tahun berapa mulai adanya rumah makan tersebut. Karena kini pemiliknya merupakan generasi penerus yang entah pula keberapa.

Warung Soto “ Ahri “ yang terletak di sebuah gang di kawasan Jl. Mandalagiri, ini juga sama sebuah tempat makan yang konon berusianya mencapai 70 tahunan lebih. Kini pemiliknya merupakan generasi ke dua setelah almarhum H. Ahri meninggal dunia kini perusahaan tersebut diambil alih oleh puteranya H. Endang. Sajian menu dan tempat berjualannya pun tetap dipertahankan seperti aslinya, yaitu seperangkat “ tanggungan “ yang dijadikan sebagai tempat penyajian bahan makanan sayur jenis soto. Begitu pula tempatnya tidak beranjak dari asal, tetap di gang itu dengan atap dinaungi oleh kanopi serta tempat duduk untuk para pelanggan memakai bangku panjang. Sementara, alat  alat masaknya pun, tetap memakai tungku arang kayu dan sama sekali tidak memakai bahan pengawet atau penyedap.

Masih di JL . Mandalagiri, yaitu tempat belanja yang berlokasi persis di pinggiran jalan rek kereta api, yaitu pasar “ dalekdok “. Entah apa namanya disebut dalekdok. Mungkin jalur jalan kecil yang dipakai tempat jualan itu tidak rata karena berbatuan sehinga berjalan tidak bisa nyaman sebab banyak sandungannya. Namun keberadaan pasar tempat membeli sayuran dan kebutuhan dapur ini, sudah lama  mungkin usianya mencapai 80 tahunan lebih. 
Pasar Dalekdok, walaupun berada di pusat kota, tetapi tetap tidak berubah baik kios tempat jualannya, maupun barang yang dijajakannya masih sayuran dan kebutuhan dapur. Begitu jalannya tetap sempit dan tidak diplester layaknya seperti gang  gang di perkampungan. Pasar dalekdok, tetap begitu dan becek disaat hujan.

2.PRASASTI CIARUTEUN
Penemuan Prasasti Ciaruteun pertama kali dilaporkan oleh pemimpin Bataaviasch Genootschap van Kunsten en Weten-schappen (sekarang Museum Nasional) pada tahun 1863. Lokasi ditemukannya Prasasti Ciaruteun ini merupakan suatu bukit yang diapit oleh tiga sungai: Sungai Cisadane, Sungai Cianten, dan Sungai Ciaruteun.
Prasasti Ciaruteun sekarang berada di desa Ciaruteun Hilir, kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Tersimpan dibawah sebuah naungan yang dibuat oleh Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1981. Rupanya akibat banjir besar pada tahun 1893 batu prasasti ini ikut  terhanyut beberapa meter ke hilir dan celakanya bagian yang bertulisan posisinya berada di bawah. Tahun 1903 prasasti ini berhasil dipindahkan lagi ke tempatnya semula. Lalu pada tahun 1981 agar tidak terulang lagi terseret banjir Prasati Ciaruten ditempatkan di lokasinya sekarang.
Prasasti Ciaruteun berupa batu gelondong besar berukuran variasi panjang lebar tinggi sekitar 150 cm. Beratnya mencapai 8 ton. Batu Prasasti Ciaruteun bergores aksara Pallawa yang disusun dalam bentuk seloka bahasa Sansekerta dengan metrum Anustubh yang teridiri dari empat baris; bunyinya:
vikkrantasyavanipateh shrimatah purnavarmmanah tarumanagararendrasya vishnoriva padadvayam




2. PRASASTI BATU TULIS

 
Prasasti Batutulis terletak di Jalan Batutulis, Kelurahan BatutulisKecamatan Bogor SelatanKota Bogor. Kompleks Prasasti Batutulis memiliki luas 17 x 15 meter. Prasasti Batutulis dianggap terletak di situs ibu kota Pajajaran dan masih in situ, yakni masih terletak di lokasi aslinya dan menjadi nama desa lokasi situs ini.[1] BatuPrasasti dan benda-benda lain peninggalan Kerajaan Sunda terdapat dalam komplek ini. Pada batu ini berukir kalimat-kalimat dalam bahasa dan aksara Sunda Kuno.

ISI PRASASTI
  • Wangna pun ini sakakala, prebu ratu purane pun,
  • diwastu diya wingaran prebu guru dewataprana
  • di wastu diya wingaran sri baduga maharaja ratu haji di pakwan pajajaran seri sang ratu dewata
  • pun ya nu nyusuk na pakwan
  • diva anak rahyang dewa niskala sa(ng) sida mokta dimguna tiga i(n) cu rahyang niskala-niskala wastu ka(n) cana sa(ng) sida mokta ka nusalarang
  • ya siya ni nyiyan sakakala gugunungan ngabalay nyiyan samida, nyiyan sa(ng)h yang talaga rena mahawijaya, ya siya, o o i saka, panca pandawa e(m) ban bumi




3. CANDI CANGKUANG
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKYzA8TBzEt5KQatFIMZ263sMnJnE1C99TSHIBf3gK7SKSNbQJ4OqPFXZr-nrH5pOKoMh8vEt14Wkvg5XAwgHVHIO_y_JLC6zVshPgO1Lz-qx_eVOJcioRxkK8gwIDrnSf_Cnq_gFrdnFI/s320/candi-cangkuang.JPG
Candi Cangkuang adalah sebuah candi Hindu yang terdapat di Kampung Pulo, wilayah Cangkuang, Kecamatan LelesGarutJawa Barat. Candi inilah juga yang pertama kali ditemukan di Tatar Sunda serta merupakan satu-satunya candi Hindu di Tatar Sunda.
Candi Cangkuang terdapat di sebuah pulau kecil yang bentuknya memanjang dari barat ke timur dengan luas 16,5 ha. Pulau kecil ini terdapat di tengah danau Cangkuang pada koordinat 106°54'36,79" Bujur Timur dan 7°06'09" Lintang Selatan. Di Wikimapia [1]. Selain pulau yang memiliki candi, di danau ini terdapat pula dua pulau lainnya dengan ukuran yang lebih kecil.
Lokasi danau Cangkuang ini topografinya terdapat pada satu lembah yang subur kira-kira 600-an m l.b.l. yang dikelilingi pegunungan: Gunung Haruman (1.218 m l.b.l.) di sebelah timur - utara, Pasir Kadaleman (681 m l.b.l.) di timur selatan, Pasir Gadung (1.841 m l.b.l.) di sebelah selatan, Gunung Guntur (2.849 m l.b.l.) di sebelah barat-selatan, Gunung Malang (1.329 m l.b.l.) di sebelah barat, Gunung Mandalawangi di sebelah barat-utara, serta Gunung Kaledong (1.249 m l.b.l.) di sebelah utara.

4.ARCA ROROJONGGRANG

 
Menurut legenda, Roro Jonggrang adalah puteri dari Raja Boko yang berkuasa di daerah Prambanan. Kecantikan dan keanggunan Roro Jonggrang membuat seorang pria dari daerah Pengging yang bernama Bandung Bondowoso ingin memperistrinya. Tapi sebenarnya, Roro Jonggrang tidak mencintai Bandung Bondowoso. Sebagai strategi menolak pinangan tersebut, Roro Jonggrang mengeluarkan syarat agar dibuatkan 1000 candi dalam waktu satu malam. Bandung Bondowoso pun menyanggupinya.

Sebelum melaksanakan pekerjaannya, dia bersemedi untuk mendapat kekuatan dan bantuan dari para jin. Menjelang petang, pembangunan seribu candi mulai dilaksanakan, dan menjelang matahari terbit, pembangunan itu hampir selesai. Melihat hal ini, Roro Jonggrang pun cemas, dan berusaha mencegah kerja tersebut. Roro Jonggrang kemudian memanggil semua putri desa untuk membakar jerami dan memukul lesung (alat penumbuk padi tradisional di Jawa), supaya terkesan hari menjelang fajar. Jin-jin yang melihat hari telah menjelang fajar mulai meninggalkan pekerjaannya. Setelah dihitung, ternyata pekerjaan yang tersisa hanyalah sebuah
 

5. Makam Godog


Makam Keramat Godog_2


Makam godog adalah makam yang terletak di lereng Gunung Karacak, tepatnya di Desa Lebak Agung, Kecamatan Karangpawitan, Garut. Makam ini dipercaya sebagai makam Prabu Kean Santang, anak Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran. Informasi mengenai keberadaan makam Godog sebagai makan Kean Santang terdapat dalam beberapa naskah Sunda lama. Di antaranya Babad Godog, Babad Pasundan, dan Wawacan Prabu Kean Santang Aji. Dalam naskah-naskah tersebut diceritakan bahwa Kean Santang adalah putra Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran. Setelah memeluk Islam di Mekah, namanya berubah menjadi Sunan Rahmat. Karena setelah wafat dimakamkan di Godog, tokoh ini juga disebut Sunan Godog.
Kini makam Godog banyak didatangi penziarah. Oleh sebagian orang makam ini memang sangat dikeramatkan, karena Kean Santang sering disejajarkan dengan para wali yang berjasa dalam penyebaran Islam di pulau Jawa. Mereka yang datang bukan hanya dari wilayah Tatar Sunda saja, tetapi banyak pula yang datang dari luar Jaw
ni bisa kita lihat di bilik sebelah utara candi utama.


 6. Gunung Papandayan
gunung-papandayan
Gunung Papandayan merupakan gunung api yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat tepatnya di Kecamatan Cisurupan. Gunung dengan ketinggian 2665 meter di atas permukaan laut itu terletak sekitar 70 km sebelah tenggara Kota Bandung.
Daya tarik Wisata Beberapa lokasi yang menarik dan sering dikunjungi wisatawan diantaranya: • Kawah Papandayan Merupakan komplek gunung berapi yang masih aktif seluas 10 Ha. Pada komplek kawah terdapat lubang-lubang magma yang besar maupun kecil, dari lubang-lubang tersebut keluar asap/uap air hingga menimbulkan berbagai macam suara yang unik. • Blok Pondok Saladah Merupakan areal padang rumput seluas 8 Ha, dengan ketinggian 2.288 meter di atas permukaan laut. Di daerah ini mengalir sungai Cisaladah yang airnya mengalir sepanjang tahun. Lokasi ini sangat cocok untuk tempat berkemah. • Blok Sumber Air Panas Letaknya di perbatasan Blok Cigenah, sumber air panas ini mengandung belerang dan berhasiat dalam penyembuhan penyakit kulit terutama gatal-gatal. Secara keseluruhan kawasan ini memiliki panorama alam yang indah dengan lingkungan yang relatif masih utuh dan alami yang ditunjang dengan kesejukan udara.









7. SITU BAGENDIT
Situ Bagendit
A. Selayang Pandang
Suatu saat jika Anda berkesempatan mengunjungi Kabupaten Garut, singgahlah sejenak ke obyek wisata yang masyhur di wilayah itu, yakni Situ Bagendit. Dalam bahasa Indonesia, “situ” berarti telaga, jadi Situ Bagendit adalah nama sebuah telaga yang terletak di Desa Bagendit. Situ Bagendit merupakan telaga alami yang terbentuk karena proses alam beratus-ratus tahun yang lalu. Telaga ini tidak hanya dikenal karena keindahan panoramanya, melainkan juga karena legenda yang melingkupinya.
Menurut legenda masyarakat setempat, pada zaman dulu Situ Bagendit merupakan sebuah perkampungan dengan kondisi alam yang sangat subur. Tapi anehnya, meski daerah tersebut subur, penduduknya hidup dalam jerat kemiskinan. Hal ini dikarenakan ada seorang janda kikir bernama Bagende Endit atau yang lebih dikenal dengan nama Nyi Endit. Janda kaya raya ini memaksa penduduk menjual seluruh hasil panen mereka kepadanya dengan harga murah, dan saat persediaan makanan penduduk sudah menipis, Nyi Endit kembali menjualnya dengan harga yang berlipat-lipat.
Suatu hari datanglah seorang pengemis tua yang meminta sedikit makanan dan minuman kepada Nyi Endit, namun Nyi Endit memukul pengemis itu dengan tongkat dan mengusirnya. Sambil menahan rasa sakit di seluruh tubuhnya, pengemis itu mengambil tongkat dan menancapkannya ke dalam tanah. Saat tongkat itu dicabut, menyemburlah air dari dalam tanah. Semakin lama debit air itu semakin besar, sehingga menenggelamkan Nyi Endit dan seluruh hartanya. Akhirnya, genangan air yang luas itu dikenal dengan nama Situ Bagendit.
Situ Bagendit sudah dikenal sebagai tempat wisata semenjak zaman Belanda. Kala itu tak hanya wisatawan lokal yang berkunjung, turis mancanegara juga kerap mengunjungi Situ Bagendit. Hal itu ditandai dengan didirikannya sebuah hotel lengkap dengan fasilitasnya pada tahun 1920. Akibat Perang Dunia II, kawasan wisata Situ Bagendit hancur, sehingga telaga ini terbengkalai selama beberapa tahun. Hotel yang sempat berdiri pun hanya tersisa puing-puingnya saja.
Pada tahun 1980-an pihak pemerintah kembali melirik kawasan ini untuk dijadikan obyek wisata, sehingga dimulailah upaya pembenahan. Telaga seluas 125 hektar ini kemudian dibersihkan dari eceng gondok dan tumbuhan liar. Berbagai fasilitas ditambahkan serta kegiatan wisata dihidupkan. Situ Bagendit cocok bagi Anda yang ingin menghabiskan liburan bersama anggota keluarga. Selain pemandangan yang indah dan beragamnya aktivitas yang dapat dilakukan, tempat ini memiliki kelengkapan fasilitas umum dan kemudahan layanan wisata.
B. Keistimewaan
Jalannya yang mulus dan terhitung dekat dengan pusat Kota Garut menjadi salah satu keunggulan Situ Bagendit dibandingkan dengan obyek wisata alam lainnya. Telaga alami ini dikelilingi persawahan dan perkampungan penduduk dengan latar belakang gunung menjulang tinggi berselimutkan awan tipis. Pemandangan yang indah sekaligus memanjakan mata dapat menjadi obyek bidikan kamera yang sempurna.
Di kejauhan tampak beberapa rakit bambu dengan atap warna-warni penuh dengan wisatawan yang sedang mengitari telaga. Jika Anda tertarik, Anda dapat menyewanya dan bergegas memulai petualangan mengarungi telaga. Tak hanya rakit bambu, di Situ Bagendit juga tersedia jasa penyewaan becak air berbentuk angsa, perahu kecil, serta kano. Anda tinggal memilih apa yang menurut Anda nyaman dan aman untuk dinaiki.
Selain mengarungi telaga, ada sejumlah kegiatan yang dapat Anda lakukan di tempat ini. Salah satunya adalah memancing. Sembari menunggu umpan termakan oleh ikan, Anda dapat menggelar tikar di bawah rindangnya pepohonan dan bercengkerama bersama sanak keluarga. Anda juga dapat mengajak anak-anak Anda untuk naik kereta mini. Tentu saja ini akan menjadi aktivitas yang menyenangkan bagi anak-anak Anda.
Setiap tahun di kawasan ini selalu diselenggarakan pesta rakyat Garut, yakni Festival Begendit. Dalam festival ini akan ada berbagai pertunjukan, baik kesenian tradisional maupun kesenian modern. Kesenian tradisional yang dipertontonkan antara lain Lais, Debus, dan Hadro. Tak hanya pertunjukan, berbagai perlombaan juga akan dilaksanakan guna memeriahkan festival ini. Tak ayal, saat Festival Bagendit berlangsung, Situ Bagendit akan penuh sesak oleh wisatawan.


C. Lokasi
Obyek wisata air Situ Bagendit ini terletak di Desa Bagendit, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia.
D. Akses
Situ Bagendit hanya berjarak sekitar 6 km ke arah utara Kota Garut. Lokasi ini bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum melalui jalur Garut – Leuwigoong – Limbangan.
E. Harga Tiket
Untuk dapat menikmati keindahan Situ Bagendit, wisatawan diwajibkan membayar bea masuk sebesar Rp 1.000,00 untuk dewasa dan Rp 500,00 untuk anak-anak (Juni 2009). Obyek wisata ini setiap harinya dibuka mulai pukul 07.00 – 17.00 WIB.
F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke obyek wisata Situ Bagendit, pihak pengelola telah melengkapi kawasan ini dengan sejumlah sarana dan prasarana. Berbagai fasilitas yang tersedia antara lain mushola, toilet umum, kios-kios pedagang, café, serta tempat parkir dengan daya tamping 30 bus, 60 kendaraan pribadi, dan 180 kendaraan bermotor.
Selain itu, di Situ Bagendit juga terdapat jasa penyewaan rakit, perahu, sepeda air, dan juga kereta api mini. Situ Bagendit juga memiliki kolam renang dan taman bermain yang teduh. Di taman bermain dibangun bangku-bangku dan shelter yang dapat digunakan oleh pengunjung dengan harga sewa Rp 3.000,-/jam.


No comments:

Post a Comment

jangan lupa untuk meninggalkan komentar anda tentang posting di atas.Kritik dan saran anda akan sangat berharga bagi saya.Terimakasih.